1.
DEMAM TYPHOID :
|
Yaitu suatu penyakit infeksi akut usus halus
disebabkan oleh kuman salmonella typhi.
Salmonela
Typhi :
- gram neg. batang.
- dapat bergerak.
- mempunyai 3 antigen.
ü antig.
O ( lipopolisakharida).
ü antig.
H (flagel)
ü antig.
V (villi)
2. Mekanisme terjadinya
demam typhoid :
S.Typhi Þ ikut dengan makanan Þ masuk kedalam usus Þ sirkulasi darah Þ organ retikulondotelial (organ yang berpotensi
membunuh kuman) untuk
bereplikasi Þ bakteriemi primer
Selanjutnya kuman masuk ke sistem limfatik Þ kel limfh (kelenjar getah bening) Þ aliran darah Þ
hati, limfa, sumsum tulang.
Kuman bereplikasi dalam sel Þ masuk sirkulasi darah (kedua kalinya) Þ demam makin kuat minggu ke I (bakteriemi pertama) Þ demam, lemah, anoreksi, pegal2, sakit kepala.
3. Diagnosis demam typhoid
Diagnosis :
§ ditemukan kuman pd kultur darah, urin, feses,
sumsum Tulang (4-5 hari).
§ Tes Widal Þ untuk tes antibodi dipengaruhi : gizi,
vaksinasi, terapi.
Pada
infeksi aktif titer widal meningkat 4 x tes yg diulang
5-7 hari.
§ Tes Dipstik Þ
deteksi Iipopolisakarida.
S. Paratyphi A, B, C Þ lebih ringan dibanding S. Typhi.
IgM menunjukan infeksi
akut
IgG menunjukan infeksi
yang telah lama.
4.
TUBERKULOSIS
PARU
Yaitu penyakit infeksi yg disebabkan oleh
kuman TBC (Micobact TB).
Patogenesis:
5. Mekanisme TB Paru Tempat masuk: saluran nafas, saluran cerna,
luka terbuka.
Bila melalui udara yaitu melalui inhalasi
droplet yg mengandung kuman T.B Þ masuk ke alveoli Þ bagian atas lobus atas/lobus bawah.
Pada tempat ini infeksi terjadi peradangan Þ banyak PMN memfagogit tapi tidak membunuh Þ PMN diganti makrofag (ssd hari2 get pertama) Þ selanjutnya timbul Pneumoni Þ bisa sembuh sendiri atau berlanjut.
Penyebaran limfogen Þ ke kelenjar getah bening regional. Dan
Makrofag berinfiltrasi membutuhkan tuberkel di
kelilingi limfosit (dlm waktu 10-20 hari) Þ nekrosis bagian sentral Þ gambar seperti keju Þ disebut perkejuan.
6. Diagnosis:
§ BTA (+) Þ diagnosa pasti.
§ Bila BTA (-) untuk diagnosa harus :
Ø Tes Tuberkulin (+)
Ø Pemeriksaan radiologis abnormal.
Ø Tanda klinis.
Pada TB terjadi reaksi hipersensitifitas
seluler yg timbul setelah 3-10 minggu dari infeksi.
Untuk kekebalan :
Vaksinasi BCG (Bacillus Calmete Guerio)
pd orang yg telah di BCG Þ Tes Tuberkulin (+).
Bahan pemeriksaan BTA :
Sputum, urin, cairan otak, cairan lambung.
Pemeriksaan Lab. :
Limfositosis, LED ↑, CRP ↑ , albumin↓ ,
globulin ↑ , kolesterol ↓.
Pengobatan :
Rifampisin, etambutol, Pyrazinamid INH,
Streptomisin.
7. APENDISITIS (usus buntu).
Paling sering pada dewasa muda.
Patogenesis :
Fungsi apendiks tidak diketahui.
Appendisitis merupakan peradangan pd semua lapisan
appendiks.
Tanda pertama diduga oleh karena obstruksi
lumen APP, biasanya ok. tinja.
Pengeluaran mukus oleh Tinja terhambat
Pembengkakan, infeksi dan ulserasi (luka permukaan).
Bila dibiarkan Þ
nekrosis, gangren, perforasi.
Tanda klinis :
Pada yg akut : nyeri sekitar pusat Þ menjalar ke sekitarnya, mual muntah (dlm 1-2 hari).
Pada yg kronis : rasa nyeri hilang timbul.
8. Jenis disentri
1. Disentri
Basiler= oleh bakteri
basil ( shigela dysentriae.
2. Disentri Amuba= penyebabnya oleh amuba.
Disentri Amuba.
•
Penyebab : Entamuba Histolitika.
•
Merupakan penyakit akut Þ diare + darah + kolik.
9. Patogenesis disentri:
•
E. Hist. menembus mukosa usus Þ ulkus Þ bisa perforasi.
•
Yg paling sering adalah Colitis Amuba.
•
Abses hati ok. Amuba sering ditemukan
(5%).
Tanda abses hati
Amuba:
Demam, nyeri perut kanan atas, hepatomegali, kuning, urine biasanya
kuning tua.
Pemeriksaan Lab. : pada tinja Amuba (+) Þ mengandung eritrosit.
• Kista Matur :
inti 4.
• Kista Prematur : inti 1.
10. Diagnosis
pada disentri :
ü Tinja: amuba (+) / kista (+)
ü Tes serologis (+) atau tes seramuba (95%)
70%
pd amuba intestinal (usus kecil).
10%
pd yg Asimtomatis / Karier.
Entamuba Coli :
ü Sitoplasma lebih gelap.
ü Beberapa vakuola, bakteri, ragi, dll.
Kista : matur den 8 inti / lebih.
imatur Þ 4 inti.
Lebih besar dari kista E. Histolitika.
11. Fungsi hati
- metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein
- membentuk cairan empedu
& garam empedu
- membuat protein yg
penting utk tbh, yaitu albumin
- detoksifikasi
(menetralkan racun)
- mengatur jumlah hormone
ACTH
- membuat beberapa factor
pembekuan (perlu vit. K), y/ fibrinogen
12. Definisi ikterus,
terhadap ikterus bila kadar, bila total berapa? (ditemukan)
- ikterus adl
keadaan klinis yg disertai adanya warna kuning pd kulit dan mukosa, yg disebabkan
oleh pigmen empedu.
- ikterus terjadi bila
kdr bilirubin total > 2 mg/dL
- kadang2 ikterus baru terlihat
bila kadar 7-8 mg/dL
13. metabolisme
billirubin, jelaskan!
- eritrosit lisis
menyebabkan Hb pecah mjd heme dan globin. Dari heme s/d ikatan albumin –
bilirubin tak terkonygasi trjd dlm darah masuk ke hati berikatan
dgn glakuronida mjd bilirubin glukoronida bilirubin terkonyugasi
msk ke usus lewat saluran empedu (sterkobilin) dlm feses stercobilinogen stercobilin. Bilirubin
terkonyugasi sbagian diserap kmbl dlm darah urobilin ginjal urine teroksidasi urobilinogen
(normal)
14. Pembagian ikterus
Ikterus ada 3 macam :
1. ikterus prehepatik (ikterus hemolitik) ;
terjadi produksi bilirubin yg berlebih yg disebabkan lisis eritrosit yg
meningkat shg terjadi ikterus hemolitik ; ; kemampuan hati utk konyugasi
terbatas, shg biliverdin yg tdk terkonyugasi (bilirubin indirect) meningkat.
2. Ikterus hepatik (ikterus parenkimatosa);
terjadi krn adanya kerusakan sel2 hati ; ; bilirubin indirect msk ke hati
selanjutnya berubah mjd bilirubin direct dikeluarkan ke ductus hepatikus.
3. Ikterus post hepatik (ikterus obstruktiva) ;
terjadi krn adanya bendungan sal empedu shg bilirubin direct tak dpt msk k usus
halus
15. Pembagian obstruksi +
penyebab
1. obstruksi Intrahepatik (dlm hati) canaliculi;
gangguan eksresi bilirubin yg terjadi antara mikrosom, hati & sal empedu.
2. obstruksi
Ekstrahepatik ; terjadi di saluran empedu yg lbh besar yaitu:
ductus choledokhus
Penyebab
- Batu di ductus
choledokhus (batu kandung empedu)
- stenosis / fibrosis
ductus choledokus
- Tumor pankreas
16. Perbedaan HVA &
HVB
- masa tunas
- penularan
- gejala klinik
- tanda lab
HVA
- masa tunas
pendek (1-3 bln)
- sangat menular,
penularan melalui fekal = feses, oral
- Gejala Klinik;
* anoreksi, mual, muntah,
lemah, artralgi (skt otot), mialgi (skt sendi), skt kepala, paringitis, batuk,
demam.
* gejala tsb terjadi 1-2 minggu
sblm urine berwarna kuning tua, tinja pucat
* setelah sklera mata
kuning, gejala2 tsb berkurang
* Rasa nyeri perut kanan
atas
* pada awal tdk ada
kelainan urine
- Tanda Lab:
1. sblm ikterus (pre
ikterik)
* retensi BSP (Broni
Sulfo Plalein)
* bilirubinuri
* bilirubin total serum
* SGOT (jantung) / SGPT
(hati) meningkat
* Leukopeni
timbul sama2 demam
kemudian terjadi limfositosis & monositosis relatif
2. Stadium ikterus (pend.
Sdh kuning)
* bilirubin total
meningkat
* SGOT / SGPT , melewati puncak normal stlh 2-5 minggu
kemudian
* LDH meningkat
* TTT meningkat
* urobilinogen meningkat
* LED meningkat
* PT meningkat (bila
kerusakan hati luas)
3. Masa penyembuhan
* Bilirubin urine (-)
* Bilirubin serum normal
* g.GT lambat turunnya
HVB
- masa tunas
panjang (1-6 bulan)
- penularan
parenteral menembus kulit / mukosa.mis: suntikan, transfusi, operasi perawatan
gigi, dsb
- Gejala Klinik:
* Masa tunas 40 -180 hari
rata2 95 hari
* Keluhan seperti HV.A :
Nyeri sendi, nyeri kepala, demam, merah2 pd kulit, diduga adanya pengendapan
kompleks Antigen-antibodi, setelah ikterus keluhan hilang.
Pemeriksaan Lab.:
1. Stadium prodromal (blm
ada tanda klinis/ikterus); ; HBs Ag (+), bisa anti HBc (+) Bilirubinuria.
2. Stadium ikterus
- pada 5% penderita HBs
Ag (-). Bila HBs Ag (+) > 12 minggu kronis
- Hbe Ag (+), bila
menjadi (-), timbul anti Hbe
- enzim GPT > GOT
3. Stadium penyembuhan
Anti HBs (+)
(merupakan indikator kekebalan dan tanda
kesembuhan HV.B)
17. HVB kronik,
terangkan!
- 5-10% HVB akut menjadi kronis
(3-4 thn) ( sirosis hati sel2 hati jar. Paru2 tdk sembuh mati)
- HBs Ag (+)
berbulan-bulan smpe bertahun-tahun
- Hbe Ag (+) pada saat
HBs Ag (+)
- keluahan subjektif
berkurang, juga kelainan biokimia pd sebagian besar penderita. Bag. Kecil mjd
sirosis hepatitis (kanker hati).
- sebagian kematian oleh
krn kegagalan faal hati
- sebagian kecil jadi
hepatoma (carsinoma hepatis = Ca hepatis)
- sebagian besar bisa
sembuh
- 55% HVB kronis menjadi
sirrhosis dlm waktu 42-48 bulan.
18. Penyebab HVB
- donor darah harus HBs
Ag (-)
- alat suntik disposible
- imunisasi aktif (dengan
vaksin HBs Ag) dan pasif (dgn imunologi)
19. Sirkulasi hepatitis,
penyebab + gejala klinik
20. Diagnosa pasti
Sirosis Hati
Pemeriksaan Patologi
anatomi
21. Pemeriksaan lab Sirosis
Hati
- Bilirubin serum
meningkat sampai bertahun-tahun (indirect > direct)
- SGOT meningkat(≤ 300 :/L pada 65-75% penderita)
- SGPT meningkat (≤ 200 :/L pd 50% penderita)
- alkali fosfatase
(tulang) meningkat pd 40-50% penderita
- protein total normal
atau menurun
- Bila albumin menurun
bisa ascites
- TTT (timol turbidity
test) abnormal
- Kolesterol normal atau
menurun
- BSP (Brom Sulfo
Ptalein) retensi (+)
- urea normal atau
menurun
- anemia
- leukosit normal. Bila
meningkat biasanya ada necrisis masif atau pendarahan
- Protrombin time
meningkat
- amonia darah meningkat
pd keadaan koma
22. KHP jenis, penyebab, makanan
yg tercemar, gejala klinik & pemeriksaan lab.
* jenis: ada 2 jenis:
1. Kanker hati primer,
berasal dr jaringan hati
2. Kanker hati sekunder,
berasal dr metastase (penyebaran)
* Penyebab
1. Sirosis hati; ± 60%
KHP ditemukan bersama sirosis
2. Hepatitis virus B
& C; 9-10% HVB jd kronis, sirosis atau KHP
3. Faktor nutrisi
- kekurangan gizi yg
menyebabkan risiko timbulnya KHP (kekurangan protein hewani)
- makanan yg tercemar
oleh aflatoksin (zat yg karsinogenik thd hati yg dihasilkan jamur aspergilus
flavus)
* makanan yg bisa
tercemar aflatoksin:
kacang tanah, kedelai, jagung, kentang, ubi kayu, gandum, padi=nasi
* Gejala klinik
- nyeri perut kanan atas
yg terus menerus dan makin bertambah
- tidak berkurang dgn
obat2 analgetik
- pada ± 25 % penderita
teraba benjolan di perut kanan atas
- bisa terjadi ascites
- Nafsu makan menurun, BB
menurun, lemah (timbul benjolan pd hati)
- Bisa ikterus,
perdarahan saluran cerna bagian atas koma
* Pemeriksaan Lab:
Tergantung lokasi tumor
- bila terjadi obstruksi
saluran empedu: bilirubin meningkat ; alkali fosfatase hrs dibuang lewat
saluran empedu)
- bila jaringan parenkim
yg terkena:
+ SGOT dan SGPT
meningkat
+ Albumin menurun
+ Bilirubin
meningkat
+ P.T meningkat
23. Kolelitiasi terjadi
karena
pengendapan salah satu
atau beberapa komponen empedu yaitu: kolesterol, bilirubin, garam empedu,
calsium, protein
24. Faktor disposisi kolelitiasis
- perubahan susunan
empedu oleh karena adanya gangguan metabolisme
- Stasis empedu ( empedu
susah mengalir k usus)
- infeksi kandung empedu
25. Stasis disebabkan
oleh? gejala klinik,
komplikasi & pemeriksaan lab
* stasis disebabkan oleh:
- gangguan kontraksi
kandung empedu
- spasme sphinkter oddi
- perlambatan pengosongan
kandung empedu misal pd kehamilan
* Gejala klinik:
- Bentuk akut ditandai
rasa nyeri hebat yg timbul scr mendadak di perut atas menyebar ke punggung dan
bahu kanan
- banyak keringat (karena
menahan sakit)
- Nausea (mual) muntah
* komplikasi kolelitiasis
- kolesistitis
- Obstruksi ductus
sistikus atau ductus koledokus
- obstruksi ini bisa
intermitten atau permanen
* Pemeriksaan Lab:
- bila batu kolesterol,
terjadi hiperkolesterolemi
- bila batu bilirubin,
ada kelainan / tanda2 hemolitik
- bila kolelitiasis,
terdapat:
Leukositosis ; retensi
BSP ; Alkali fosfatase meningkat ; amilase meningkat ; lipase meningkat.
26. unit ginjal
- glomerulus
- tubulus
27. RBF, RPF, GFR,
Filtrat glomerali
- RBF (Renal Blood Flow)
= aliran darah yg mengalir ke ginjal tiap menit. 1/5 cardiac output = 1100
cc/menit
- RPF (Renal Plasma Flow)
= (100 – PCV)% x 1100
55% x 1100 = 650 cc/menit
- GFR (Glomerular
Filtration Rate) = penyaringan oleh glomerulus / angka saringan glomerulus
permenit = 125 cc/menit
- filtrat glomerulus
* air
* pertikel BM
< 70.000
* lain2
28. Bagian tubulus &
fungsinya
* Proksimal : utk fungsi
reabsorpsi; glukosa, protein, asam amino, air, ion-ion
* Distal : fungsi reabsorpsi
sisa air dan ion-ion
29. Fungsi ginjal &
sintesa
* Fungsi ginjal
- mempertahankan pH
cairan tubuh
- mempertahankan jumlah
dan komposisi cairan tubuh
- mengeluarkan hasil
pemecahan metabolisme
- menyerap kembali zat2
yg dibutuhkan tubuh
* Sintesa (pembentukan):
- Renin (trdpt dlm darah)
utk menaikan tekanan darah
+ Angiotensinogen ¦ angiotensin
+ stimulator sekresi
aldosteron
- Eritropoetin (hormon
pembentuk eritropoesis), merangsang eritropoesis dlm sutul, terjasi pd
hipoksia.
- Trombopoetin, untuk
merangsang trombopoesis pada sumsum tulang
30. Klirens? Terangkan,
normal, penilaian hasil
Klirens adl jumlah plasma
yg dibersihkan dr suatu zat ditinjau dr volume urine yg terbentuk permenit
Normal :
- Klirens urea = 75
cc/menit =100%
- Klirens kreatinin = 140
cc/menit = 100%
Penilaian hasil klirens :
- > 70% fungsi ginjal
dlm batas normal
- 40-70% kerusakan ringan
- 20-40% kerusakan sedang
- < 20% kerusakan
berat ¦ gagal ginjal ¦ azotemi
31. Menilai fungsi
tubulus
* BJ urin pagi = 8 1025 ¦ baik
* test pemekatan
(fishberg) ; puasa 12 jam, ambil 3 cth urine selang 1 jam, BJ 8 1025:baik
pada kelainan tubulus yg
dini, kemempuan pemekatan turun
32. GGA, definisi,
stadium, pemeriksaan lab
* GGA (gagal ginjal akut
= acuterenal failure) yaitu penurunan fungsi ginjal secara mendadak, ditandai
dengan diuresis ≤ 400 mL/hari
* Stadium Oliguri;
- lamanya ≤ 2 minggu
- volume urine
sering < 50 mL/hari
- jarang terjadi
anuri > 24 jam
* Stadium
diuretik (lbh dr 2 minggu)
- diuresis
meningkat 8 1000 mL/hari
- bisa terjadi
komplikasi : dehirdasi, hiponatremi
33. etiologi GGA
1. Prerenal : RBF menurun
mis: shock, obstruksi
pembuluh drh ginjal (sumbatan arteri renalis)
2. Renal
Kerusakan parenkim ginjal
Mis: keracunan CCl4 ,
HgCl2 , P; hemolisis intravaskuler; reaksi hipersensitivitas (misal
penisilin)
3. Post Renal
Obstruksi (sumbatan
sesudah ginjal, pd ureter, corong ginjal) misal: batu, tumor, hipertropi
prostat
34. GGK, definisi, tanda
lab, penyebab
GGK = gagal ginjal kronis
(=chronic renal failure)
Tanda lab:
- poliuri
- nokturi
- BJ urine menurun
mendekati 1010 (isostenuria)
- Klirens menurun, bila
klirens > 50% gejala klinik minimal, bila klirens < 25% gejala klinik
jelas
- urea-N
- Kreatinin
- Proteinuri < 5
g/hari, adanya glomerali yg rusak mengurangi ekskresi protein
- Asidosis metabolik, krn
retensi asam fosfat & sulfat
- anemi hipokrom,
normositer (Hb $)
35. SN, definisi, tanda
klinik/lab, kelainan lain, penyebab
Sindroma Nefrotik adalah
Tanda2 yg khas :
- gross proteinuria,
umumnya > 4,5 g/hari
- albumin serum menurun
bisa < 2,5 g/dL "tekanan osmotik $
- Odema, bisa anasarka
Kelainan lain:
- Cholesterol meningkat
- Trigliserid meningkat
- α2 globulin
meningkat
- β globulin meningkat
- g globulin menurun
- Ca2+ serum
menurun
- LED meningkat
Penyebab:
- Glomerulonefritis
- Lipoid nefrosis
- LE
- Glomerulosklerosis oleh
K. DM
36. Glomerulonefritis
akut : penyebab, tanda lab.
Penyebab:infeksi bakteri
terhadap nefron
Pemeriksaan Lab:
-
Oliguri
-
Hematuri
-
Proteinuri
-
Sediment = silinder (+) (silinder eritrosit)
-
Klirens menurun
-
Urea-N meningkat
-
Kreatinin meningkat
KESEIMBANGAN AIR
Org dewasa: 50-60%
terdiri dr air
Anak: ± 80%
Air terdapat dalam:
-
ICF (INTRA CELLULAR FLUID) = 30-40%
-
ECF (EXTRA CELLULAR FLUID) = plasma & intestinal
15-20%
INTAKE (minum, makan,
buah-buahan)
- diet = 2000 mL
- oksidasi= 500 mL
2500 mL
OUTPUT
- paru2 = 500 mL
- keringat, kulit = 500
mL
- urine = 1300 mL
- feses = 200 mL
2500 mL
Puasa 24 jam: BB$ 2% / hari
Anak2 4% / hr
Tekanan osmotik
mempengaruhi pergerakan air
Defisiensi air:
1. Intake yg kurang: post
operasi
2. out put yg meningkat:
diabetes insipidus; fase diuretik ARF
Akibatnya:
- Tekanan osmotik ECF , cairan dlm sel menurun ¦ haus
- Kadar zat2 dlm plasma
- RBF menurun " oligouri
- Bila 15% penurunan BB ¦ koma ¦ meninggal
LAB:
BJ plasma meningkat; pcv
meningkat; ureum meningkat
Kelebihan air (intoksikasi air)
Hal ini tdk akan terjadi
bila fungsi ginjal baik. Bila terjadi overhidrasi sel2 otak akan kejang dan
delir (ling-lung)
KESEIMBANGAN ELEKTROLIT
Natrium
Intake sehari2 berupa
garam Na+ = 3 g/hari
Keadaan penurunan Na+
- intake menurun
- luka bakar yg luas
- pengobatan yg diuretika
- muntah dan diare yg
hebat
Akibatnya:
ECF hipotonis ¦ air keluar dr ECF ¦ homokonsentrasi shg RBF
menurun mengakibatkan oligouri. Sering berakibat defisiensi air dan Na+
Keadaan peningkatan Na+
- infus NaCl yg
berlebihan
- Aldosteron meningkat,
reabsorpsi Na+ ditubuli meningkat.
Akibatnya:
Cairan plasma hipertonis.
ECF meningkat krn cairan
dr ICF masuk ke ECF akibatnya tekanan vena meningkat & membuat odema paru2
akhirnya terjadi gangguan pernafasan.
Kalium
Kadar zat dlm plasma: 3,8
– 5 mEq/L
Kadar dlm eritrosit: 85
mEq/L
K+ dlm urine
berasal dr eksresi tubuli ginjal
Intake: ± 4g/hari
Output: melalui urine dan
feses.
Kalium meningkat pd:
- Penurunan GFR
- asidosis: H+
ditukar dgn K+ di dlm sel
Kalium menurun:
-
Diare, muntah
-
Post operasi, K+ keluar dr sel, diekskresi
melalui urine
-
Pielonefritis
-
Pengobatan diuretik
Kalium meningkat:
-
penurunan GFR, krn tdk dikeluarkan lewat urine
-
asidosis: H+ ditukar dengan K+ di
dlm sel
K+ dlm plasma
> 7,5 mEq/L
Gejala K+ menurun:
Kelemahan otot:
-
ileus
-
sesak nafas
-
aritmia jantung (denyut jantung kadang2 cepat, kadang2
lambat)
-
kerusakan tubuli ginjal
KESEIMBANGAN ASAM BASA
Buffer (sebagai penyeimbang pH
drh 7,4) adalah larutan yg mempertahankan atau mengurangi perubahan pH bila
terjadi penambahan asam/basa.
Asam
Donor proton (H+)
HA D H+ + A-
H2CO3
D H+ + HCO3-
Basa
Akseptor proton
B + H+ D BH+
Atau
BH + H+ D BH2
NH3 + H+
D NH4+
HCO3 + H+
D H2CO3
Amfoter
Adalah larutan yg bisa
bersifat asam atau basa
pH darah: 7,2 – 7,6 (7,4)
Asidosis
Adl gangguan keseimbangan
asam basa yaitu terjadinya penurunan pH, dan tdk terjadi kompensasi (ttp asam)
Alkalosis
Adl gangguan keseimbangan
asam basa yaitu terjadiny kenaikan pH tanpa kompensasi
pH supaya tetap normal,
ternyata dipertahankan oleh:
- Paru2
- ginjal
- sistem buffer, yaitu
diantaranya:
* CO2 / HCO3
di ECF
* H2PO4-
/ HPO42- di eritrosit & tubuli ginjal
* Hb di eritrosit
* Protein di plasma dan
ICF
* NH4+
/ N H3 di
tubuli
dalil Henderson
Hasselbach
pH tergantung pd HCO3-
dan H2CO3, HCO3- menurun & H2CO3
meningkat maka asidosis (pH turun
1. IKTERUS
Ikterus :keadaan
klinis yang disertai adanya warna kuning pada kulit dan mukosa mata, yang
disebabkan pigmen empedu yang meningkat. Ikterus terjadi bila kadar bilirubin
> 2 mg/dL. Tapi kadang baru terlihat setelah 7-8 mg/dl. Nilai bilirubin
normal 1 mg/dl
·
Gejala klinis : kulit dan mata tampak menguning
·
Pemeriksaan lab : kadar bilirubin total
meningkat
ASPEK
|
IKTERUS PRE HEPATIK/ IKTERUS HEMOLITIK
|
IKTERUS HEPATIK/ PARENKHIMATOSA
|
IKTERUS POST HEPATIK
|
Penyebab
|
Terjadi produksi bilirubin yang
berlebih karna lisis Eritrosit yang meningkat
|
Kerusakan sel-sel hati, sehingga
B.indirek tidak terolah
|
Terjadi obstruksi (sumbatan) pada saluran empedu
sehingga bilirubin tidak dikeluarkan ke usus halus Obstruksi bisa parsial
ataupun total
|
Bilirubin total
|
meningkat
|
|
Meningkat
|
Bilirubin direk
|
Normal
|
Meningkat
|
Meningkat
|
Bilirubin indirek
|
Meningkat
|
meningkat
|
Normal
|
Bilirubin urin
|
-
|
+
|
+
|
Urobilinogen dlm urin
|
normal
|
Meningkat
|
Negatif (-) jika terjadi sumbatan total
|
Keadaan Hati
|
baik
|
Terjadi kerusakan sel2 hati
|
Baik
|
2. Hepatitis
Hepatitis
Infektosa = Hepatitis Virus A
·
GEJALA KLINIS
Muncul setelah
masa inkubas
-
Anoreksi
-
Mual
-
Muntah
-
Lemah
-
Antralgin
-
Mialgin
-
Sakit kepala
-
Faringitis
-
Batuk
-
Deman
Gejala tersebut
terjadi 1-2 minggu sebelum urin berwarna kuning tua, tinja menjadi pucat lalu
kuning tua. Setelah sclera mata kuning, gela-gejala tersebut berkurang lalu
hati mengalami pembengkakan dan ras nyeri di perut kanan atas.
·
PEMERIKSAAN
LAB
-
Sebelum
ikterus (pre ikteri)
*
retensi BSP : disuntikan ke vena >hati >urin, pada penyakit hati terjadi
penghambatan/retensi > 45’ masih dalam tubuh.
*
bilirubin urin +
*
Bilirubin total meningkat ( direk/indirek > meningkat)
*
SGOT (AST) / SGPT (ALT = alanin transferse) meningkat
*
Leukopeni timbul samar-samar bersama demam dan kemudian terjdi Limfositosis dan
monositosis relatif
-
Stadium
Ikterus
*
bilirubin total meningkat ( mula-mula direk>indirek, kemudian
indirek>direk)
*
SGOT/SGPT meningkat, dan normal kembali setelah 2-5 minggu
*
LDH meningkat
* TTT meningkat
* UROBILINOGEN
meningkat
* LED memanjang
* PT memanjang
-
MASA
PENYEMBUHAN
·
Bilirubin urin –
·
Bilirubin serum normal
·
Semua pemeriksaan kembali normal
3. Hepatitis B
·
Golongan
yang beresiko tinggi
-
Tenaga medis
-
paramedis
-
pegawai lab
-
penghuni asrama
-
WTS
-
Pecandu Narkotika yang memakai jarum suntik
·
Gejala klinis
-
Masa tunas 40-180 hari (1-6 bln), rata-rata 95
hari (3 bln)
-
Keluhan sama seperti Hepatitis A : nyeri sendi,
sakit kepala, demam, ruam (merah pada kulit : diduga karena pengendapan
kompleks antigen-antibodi), setelah ikterus maka keluhan hilang.
·
Pemeriksaan Lab
* stadium prodromal
- HBSAg
+, bisa anti HBC + (Hepatitis B cort inti)
- bilirubin urea menurun
* stadium ikterus
-
pada 5 % penderita HBsAg –
Bila
HBsAg + > 2 minggu maka menjadi kronis
- HBsAg +, bila menjadi – maka timbul anti HBe yang
menandakan aka nada penyembuhan
-
enzim GPT>GOT
* stadium penyembuhan
- anti HBs + (yang menandakan indicator
kekebalan dan tanda kesembuhan Hepatitis B)
> Definisi Hepatitis B Kronis
5-10% HVB akut Þ kronis.
5-10% HVB akut Þ kronis.
HBsAg (+) berbulan
bulan sampai bertahun tahun.
HBeAg (+) pd saat
HBsAg (+).
Keluhan subjektif
berkurang, juga kelainan Biokomia pd sebagian besar penderita.
Sebagian kecil jadi
sirrhosis hepatis, sebagian meninggal oleh karena kegagalan faal hati. Sebagian
kecil jadi hepatoma, sebagian besar bisa sembuh.
55% HVB kronis
menjadi sirrhosis dalam waktu 42-48 bulan.
4. Sirosis : penyakit yang tidak bisa
disembuhkan, yang merupakan keadaan yang ditandai dengan perubahan pada
sirkulasi mikro, anotomi pembuluh darah dan selurus sistem arsitektur hati yang
mengalami pertumbuhan menjadi tidak teratur dan terjadi penambahan jaringat
ikat (fibrosis) disekitar parenkim hati, yang salah satunya mengakibatkan
perubahan sistem aliran portal pada parenkim hati. Disebabkan oleh virus
Hepatitis (B,C,G), alkoholisme.
·
Pemeriksaan Lab.
-
Bilirubin serum meningkat sampai beberapa tahun (Indirek > direk)
-
SGOT meningkat ( < 300 u/l pada 65-75%
penderita)
-
SGPT meningkat
( < 200 u/l pada 50% penderita)
-
Bila keduanya makin naik > pasien semakin
memburuk
-
Alkali fosfatase meningkat pada 40-50% penderita
-
Protein total normal/turun
-
TTT abnormal
-
Kolesterol normal/menurun
-
BSP --> resisten +
-
Urea normal: menurun
-
Anemi à hilangnya nafsu makan sehingga protein untuk
membentuk eritrosit menurun
-
Leukosit normal
-
PT meningkan/makin lama, karena produksi FVII terganggu
-
Amonia darah meningkat pada keadaan koma.
5. Kanker Hati
ADA 2 JENIS YAITU KHP DAN KHS
KHP > berasal dari jaringan hati sendiri/epitel empedu
KHS > berasal dari metastase = penyebaran dari luar hati,
misalnya kanke payudarah yang menyebar ke hati terbawa oleh darah.
Insidennya : 7-16% di indo. Laki2 : wanita = 4 : 1, paling
sering pada usia 41-50 tahun
Penyebab
-
Sirosis hati : ± 60% KHP ditemukan bersama sirosis
-
Hepatitis Viru B dan C
-
Faktor Nutrisi :
·
Kekurangan gizi meningkatkan resiko kanker hati,
misalnya kekurangan protein hewani.
·
Makanan yang tercemar aflatoksin, misalnya
kacang, kedelai, jagung, padi, kentang, ubi kayu, gandum.
GEJALA KLINIS
-
Nyeri perut kanan atas yg terus menerus &makin
lama makin bertambah, serta tdkberkurang dgn pemberian obat analgetik.
- Pada
25% penderita terdapat benjolan di perut kanan atas bila diraba, dan bisa
terjadi asites .
- Nafsu
makan menurun > berat badan menurun > lemah > bisa terjadi ikterus
- Pendarahan
saluran cerna bagian atas > koma
PEMERIKSAAN LAB
Tergantung lokasi
tumor :
-
Bila terjadi obstruksi saluran empedu maka :
bilirubin dan alkali fosfatase akan meningkat,
-
Bila jaringan parenkim yang terkena maka : SGOT
dan SGPT meningkat, albumin menurun, PT memanjang, Bilirubin meningkat.
- Kolelitiasis
Terjadinya batu
empedu di kantung empedu karena pengendapan seperti kolesterol, Ca, bilirubin,
garam empedu, protein yang mengalami kejenuhan maka tidak mengalir.
-
Batu Bilirubin murni : biasanya kecil, hitam,
banyak. Bila ada batu ini maka erat kaitannya dengan penyaakit hemolitik.
-
Batu Kolesterol murni : biasanya besar,kuning
pucat, tunggal, bulat/oval
- Ginjal
: terletak dibagian perut menempel ke punggung, ada 2 buah .
·
TUBULUS
Terdiri dari tubulus
proksimal yang beperan dalm reabsorbsi glukosa, protein, asam amino, air, ion
Tubulus distal berperan dalm reabsorsi air dan ion
·
KLIRENS : digunakn untuk menilai fungsi GFR.
Jumlah plasma yang
dibersihkan dari suatu zat ditinjau dari volume urin yang terbentuk/menit
KL = U x V
P
KL = Klirens KL urea= 75 cc/menit, KL Kreatinin = 140 cc/menit
Ø >
70% = fungsi ginjal dalam batas normal
Ø 40-70%
= kerusakan ringan
Ø 20-40%
= kerusakan sedang
Ø <
20% = kerusakan berat à
gagal ginjal
·
MENILAI FUNGSI TUBULUS
-
Bj urin pagi
≥ 1025. Urin pagi diambil
setelah bangun tidur sebelum melakukan aktivitas bukan urin yang pertama
-
Tes
pemekatan (Fishberg)
Puasa selama 12 jam > ambil 3 sampel
dlm selang 1 jam > bj ≥ 1025 baik, jika terganggu ≤ 1025, pada kelainan
tubulus dini, maka kemampuan pemekatan menurun.
-
Protein uria
Yang
permanen terdapat pada penyakit glomerurus --> pereabilitas protein
meningkat, sehingga protein akan lolos
≥ 3.8 g/hari > sindroma nefrotik
<
1 g/hari >pielonefritis kronik
-
Hematuria
+
ada eritrosit
·
Skrining dengan carik celup
·
Pemeriksaan secara mikroskopis
·
Glomerulo nefritis > pielonefritis
-
Albumin (-)
-
Tekanan hidrostatik : meningkat protein bisa
lolos
-
Tes sedimen > diperiksa secar mikroskopis
8. Gagal Ginjal
·
PERBEDAAN
PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT DAN KRONIS
-
GGA
Ada 3 tempat :
1.
Prerenal : RBF menurun, missal : schok. Pingsan,
2.
Renal : kerusakan parenkim ginjal di nefron.
Misal : keracunan CCl4, HgCl2, fosfor.
Hemolysis intravaskuler yang menyebabkan
penyumbatan glomerulus menimbulkan GGA
Reaksi
hipersensitivitas (tak tahan alergi),
missal : penisilin.
3.
Post Renal : penyumbatan di luar ginjal
Missal
: * batu, tumor, hipertrofi prostat
-
GGK
ØPenyakit ginjal primer (ginjal
mengalami kerusakan)
·
Glomerulo nefritis
·
Pielonefritis
·
Kista ginjal
ØPenyakit sistemik : Lupus
eritematosus : kompleks antigen+antibody mengendap
ØPenyakit metabolik :DM
(gangguan metabolism karbohidrat, glukosa meningkat)dan Gout (asam urat)
ØObstruksi saluran kemih :
batu/tumor
·
TEST
FUNGSI GINJAL
Ø Test kretinin meningkat
Ø Test ureum meningkat
Ditest secara klirens untuk menunjukan penurunan fungsi ginjal, dilihat
secara mikroskopis terhadap sedimen urin.
1. UREA-N meningkat (Ureum besarnya 2x Urea
Nitrogen)
2. Kreatinin meningkat
3. Protein Uri meningkat < 5 g/hari (pada
GGA dan GGK)
4. Asidosis metabolic karena retensi as.sulfat
dan as.fosfat
5. Anemi monokrom, normositer
·
PERBEDAAN
GAGAL GINJAL AKUT DAN KRONIS
Ø GGA : Penurunan fungsi ginjal secara
mendadak, ditndai dengan diuresis ≤
400 ml/hari
Penurunan fungsi
ginjal secara mendadak, ditandai dengan diuresis £ 400 ml/hari.
I .
STADIUM OLIGURI
Lamanya < 2 minggu.
Jarang terjadi anuri > 24 jam
Pem.lab.
>
- URIN : Protein +, Eritrosit +
- SERUM : Urea .N meningkat, Kreatinin
meningkat,
K+ meningkat,
bila > 9 MEq / L berbahaya.
II . STADIUM DIURETIK
Diuresis meningkat ³
1000 ml/hari
Bisa terjadi komplikasi :
ü
Dehidrasi
ü
Hiponatremi
PEMERIKSAAN LAB
-
URIN : PROTEIN DAN URIN +
-
SERUM : UREA-N KADARNYA MEBINGKAT ½ DARI UREUM
-
KRETININ MENINGKAT
-
KALIUM MENINGKAT
Ø GGK:
Pada keadaan ini terjadi kehilangan daya konsentrasi ginjal,
sehingga terjadi poliuri, nokturi.
B.J. Urin menurun mendekati 1010 ( isosthen
uria )
Klirens menurun :
bila > 50%, gejala klinik minimal
bila klirens < 25%, gejala klinik jelas,
Urea N meningkat
Kreatinin meningkat
Protein uri
< 5 g/hari
Adanya glomeruli
yang rusak mengurangi ekskresi protein.
Asidosis metabolik karena retensi asam fosfat
dan sulfat.
Anemi normokrome,normosister.
PENYEBAB GAGAL GINJAL KRONIK :
•
Penyakit ginjal primer
ü Glomerulunefritis
ü Pielonefritis
ü Kista ginjal
•
Penyakit sistemik
ü Lupus Eritematosus
•
Penyakit metabolik
ü D . M
ü GOUT (pirai)
•
Obstrruksi saluran kemih
ü Tumor
ü Batu
- Perbedaan
Disentri Basiler dan Amoeba
ASPEK
|
DISENTRI
BASILER
|
DISENTRI
AMOEBA
|
PENYEBAB
|
Shigella disentri
|
E.histolitika
|
FECES
|
Bercampur rata dgn darah
|
Darah melekat pd bagian luar
|
PATOLOGI
|
Tidak sampai hati
|
Bisa sampai hati, menyebabkan abses
hati
|
PEMERIKSAAN
MIKROSKOPIS
|
Ditemukan bakteri dengan pewarnaan
|
Ditemukan amoeba/kista
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar